Thursday 21 July 2016

Pergaulan Sesaat Dengan Seorang Sadhu Tidak Bisa Dibandingkan Dengan Hidup Ribuan Tahun Di Planet Surga.


His Grace Sripada Chaitanya Chandra Dasa Guru Maharaja

Kehidupan Manusia adalah Kehidupan Yang Terikat.
(Sripada Chaitanya Chandra Dasa Guru Maharaja)
Batam, 22 Jul 2016.


Sebagai percikan-percikan kecil dari Tuhan Yang Maha Esa, tugas kita adalah bekerjasama dengan Tuhan dan kita hendaknya melayani Tuhan. Ketika seseorang telah bangun dari tidurnya, baru dia bisa memahami hal ini. Sepanjang kita masih dalam keadaan tidur terlelap kita tidak akan mampu memahami tentang semua hal ini. Karena itulah kita harus keluar dari kegelapan kebodohan ini. Dan Kebodohan ini persis seperti kegelapan. Keluar dari kebodohan artinya kita keluar dari kebodohan. Bagaimana kita bisa keluar dari kegelapan kebodohan ini?

Sampai kita bertemu seorang sadhu, tanpa kita bergaul dengan seorang sadhu yang telah terbebas dari ego palsu kita tidak akan pernah terbangun dari keadaan tidur kita. Dalam Srimad Bhagavatam dikatakan (slokanya ??) "Pergaulan sesaat dengan penyembah Tuhan Yang Maha Esa, Sadhu Guru Vaishnava tidak dapat dibandingkan dengan naik ke dalam kehidupan di planet surga, apalagi dibandingkan dengan kenikmatan-kenikmatan materiil (terikat dengan duniawi) yang datang atau muncul dalam bentuk kenikmatan materiil. Dan semua itu hanya dimaksudkan untuk menghantarkan kita kepada kematian. Karena itulah hendaknya kita harus selalu bergaul dengan para sadhu.
Apa ciri-ciri seorang sadhu?
Dalam Srimad Bhagavatam (sloka??) disebutkan Sadhu paling tidak memiliki dua ciri, inilah ciri dari seorang sadhu
1. Pertama, sadhu sangat penuh toleransi dan yang
2. Kedua, Sadhu sangat berkarunia

Sadhu memberikan kemaafan kepada setiap orang, beliau adalah sahabat dari semua mahkluk hidup dan sadhu tidak memiliki musuh. Karena itulah sadhu selalu tenang dan damai dan yang paling penting sadhu selalu mengikuti aturan-aturan sastra. Kegiatannya penuh dengan sopan santun dan kesederhanaan. Inilah yang disebut dengan tatakrama. Dan ciri terpenting dari seorang sadhu bahwa dirinya selalu berserah diri sepenuhnya kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Sadhu selalu berserah diri kepada Bhagavan Sri Krishna sebagai ciri utama seorang sadhu.
Karena itu Sri Chaitanya Mahaprabhu yang tidak ada bedanya dengan Sri Krishna sendiri Beliau datang ke dunia material bersama Nityananda prabhu untuk menghilangkan segala macam kegelapan. Didalam Caitanya Caritamrta dikatakan. Beliau memberikan kita dua bhagavatam, yang pertama adalah bhakta bhagavatam dan yang kedua adalah Sadhu-guru-shastra. Dari Bhakta bhagavatam kita akan mendapatkan bhakti rasa. Dengan mendapatkan bhakti rasa kita dapat mengikat Krishna dengan cinta kasih.
Dengan cara seperti inilah Sri Chaitanya Mahaprabhu dan Sri Nityananda prabhu datang kedunia material ini untuk menghilangkan kebodohan dan kegelapan. Apa yang dikatakan sebagai kegelapan itu?
1. Akibat dari kebodohan yang pertama adalah, Bahwa kita berfikir bahwa badan ini adalah milik kita, artinya kita mengidentikkan diri kita dengan badan.
2. Akibat dari kebodohan yang kedua adalah, Akibat salah pengertian terhadap diri kita maka kita mengejar kenikmatan materiil untuk memberikan kepuasan pada badan material ini. Kepuasan indria akan menjadi hal yang terpenting bagi diri kita.
3. Akibat dari kebodohan yang ketiga adalah, Akibat kita berfikir bahwa badan ini adalah diri kita, dan kita mengejar kenikmatan materiil  akhirnya kita menganggap diri kita adalah pelaku dari segala kegiatan.
4. Dan kemudian dikarenakan kebutuhan ataupun keinginan material kita tidak terpenuhi atau kita kehilangan sesuatu maka kita akan bersedih atau berduka. Ketika kita kehilangan atau mengalami kerugian materiil kita bersedih, dan menangis. Itulah tindakan yang seharusnya tidak dibutuhkan. Inilah salah satu kebodohan kegelapan itu.  
5. Ada sesuatu di luar Tuhan Yang Maha Esa.

Sampai kita terbebas dari kegelapan ini kita tida dapat mendapatkan pencerahan. Pencerahan itu artinya pengetahuan. Kita tidak akan mampu mendapatkan pengetahuan dalam arti yang sebenarnya. Kalau kita mendapatkan pencerahan atau pengetahuan maka kita akan menjadi sejajar dengan parambrahma. Antara Jiva dan Bhagavan adalah secara kualitatif sama.  Tetapi secara kuantitas, jiva itu sangat sangat kecil sedangkan Bhagavan adalah Yang Maha Agung, Maha Besar.  Jiva karena sifatnya yang sangat kecil sekali, maka ia juga memiliki kebebasan (kemerdekaan) yang sangat kecil (terbatas). Karena jiva ini merupakan percikan-percikan yang kecil dari Tuhan, maka jiva juga memiliki kemerdekaan yang sangat kecil. Tapi malangnya dia menyalahgunakan kemerdekaannya itu.
Dengan kemerdekaannya itu sang jiva ingin menikmati. Sesungguhnya dengan kemerdekaan yang sangat kecil itu dimaksudkan agar kita mampu melayani Tuhan Yang Maha Esa dengan Cinta Kasih dengan cinta Bhakti. Dimana kita juga mengenal Parama Purusha. Parama Purusha artinya Tuhan adalah Penikmat Yang Tertinggi. Sedangkan sang jiva bukanlah penikmat. Setiap jiva diwajibkan untuk memberikan kenikmatan, kepuasan, kekuatan atau pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang disebut dengan KESADARAN. Kesadaran Krishna. Kesadaran Krishna artinya kita hendaknya memberikan segala kepuasan pelayanan kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna. Badan kita ini bukan yang bekesadaran. Tetapi atma atau sang roh yang berada didalam badan kita ini, itulah yang membuat kesadaran.  Dengan kesadaran atma, dengan kesadaran kita sebagai atma kita dapat melayani sang paramatma. Itulah yang disebut bhakti. Sedangkan pikiran merupakan bayangan dari kesadaran. Kadang-kadang apa yang dipikirkan oleh atma itulah yang terpikirkan oleh pikiran.
Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan dalam arti yang sebenarnya, kesadaran material mendapatkan pengetahuan yang sejati. Sri Chaitanya Mahaprabhu telah memberikan kita proses yang sangat mudah. Apakah proses itu?
ceto-darpaṇa-mārjanaṁ
bhava-mahā-dāvāgni-nirvāpaṇaṁ
śreyaḥ-kairava-candrikā-vitaraṇaṁ
vidyā-vadhū-jīvanam
ānandāmbudhi-vardhanaṁ prati-padaṁ pūrṇāmṛtāsvādanaṁ
sarvātma-snapanaṁ paraṁ vijayate
śrī-kṛṣṇa-saṇkīrtanam

(Segala pujian kepada Sri Krsna Sankirtana, yang membersihkan segala debu yang telah menumpuk di  dalam hati kita selama bertahun-tahun dan memadamkan api kehidupan yang terikat, yaitu kelahiran dan kematian yang di alami berulang kali. Gerakan sankirtana adalah berkat yang paling utama bagi manusia pada umumnya, sebab Sankirtana memancarkan sinar bulan karunia. Sankirtana adalah nyawa segala  pengetahuan rohani, sankirtana memperluas lautan kebahagiaan rohani dan memungkinkan kita dapat merasakan sepenuhnya manisnya minuman kekekalan yang selalu kita idam-idamkan.)
Artinya
1. Dengan mencapkan Hari kirtanam seseorang berangsur-angsur dapat membersihkan hati dan pikiran.
2. Dengan mengucapkan nama suci Tuhan seseorang mendapatkan vidyā-vadhū-jīvanam

Vadhu artinya ketika seorang wanita yang baru menikah dan masuk kerumah suaminya, dia akan bertindak dengan rendah hati dan penuh hormat. Jadi ketika kesadaran kita mulai muncul kita dapat memiliki sifat rendah hati.

Ada dua jenis pengetahun, yang pertama adalah pengetahuan materiil dan yang kedua adalah pengetahuan spiritual. Pada jaman sekarang ini (jaman kaliyuga ini) orang tidak tertarik dengan pengetahuan spiritual. Begitu banyak pengetahuan materiil yang bermunculan sekarang ini. Kemudian apa yang terjadi akibat pengembangan pengetahuan materiil yang besar-besaran ini?
Maka jiva akan menjadi terbingungkan. Karena sesungguhnya jiva itu tidak membutuhkan pengetahuan materiil ini. Karena dengan pengetahuan materiil ini sang jiva hanya dapat memenuhi keinginan-keinginan materiil saja. Tetapi keingingan yang tidak terpenuhi adalah bagaimana kita melayani Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna. Semakin kita mengejar atau tenggelam dalam pengetahuan materiil ini, maka kita semakin tidak mempunyai waktu lagi  untuk melayani Tuhan. Semakin kita mengejar pengetahuan materiil ini maka kita akan menjadi semakin penuh dengan  kemunafikan dan kepalsuan. Dan akhirnya orang tidak akan  mampu mendapatkan pengetahuan rohani. Jika seseorang tidak mendapatkan pengetahuan spiritual ini bagaimana mungkin seseorang akan bisa berada pada tataran spiritualnya atau tataran kesadarannya (Kedudukan dasar pada dirinya).

Kedudukan dasar kita sebagai sang roh adalah sebagai pelayan-pelayan kekal Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna. Semua pengetahuan ini (material dan spiritual) bersumber pada Sri Krishna. Pada awalnya Sri Krishna memberikan pengetahuan ini kepada Brahma.

(sloka??)

Ada dual hal penting adalam hal ini:
1. Aku yang berbicara dan engkau harus menerimanya. Pengetahuan ini sangat misterius. Dan apa yang hendak Aku sampaikan ini, engkau hendaknya (harus) menerimanya.
2. Sampai Aku sendiri yang akan memberikan karunia, bagaimana engkau akan dapat memahaminya. Engkau akan dapat memahami pengetahuan ini hanya atas karunia-Ku.

Artinya dengan kecerdasan kita sendiri kita tidak akan mampu memahami pengetahuan spiritual ini. Dan pengetahuan ini dapat dimengerti atas Karunia Tuhan. Pengetahuan ini ada dua jenis:
1. Pengetahuan Yang Murni
2. Pengetahuan Yang Tidak Murni

Yang disebut dengan  Pengetahuan yang tidak murni adalah Pengetahuan Materiil. Pengetahuan materiil ini didapat oleh sang makhluk hidup melalui indria-indrianya. Dan pengetahuan ini kita butuhkan karena kita sedang dalam keadaan terikat. Semua kegiatan materiil ini tidak akan mampu menolong diri kita dalam kehidupan spiritual. Untuk mengetahui sesuatu  yang spiritual kita membutuhkan pengetahuan spiritual. Dan hanya para Vaishnava ini yang memiliki pengetahuan spiritual tersebut. Dalam tataran ini, orang akan mengerti atau menginsafi  sasaran atau obyek daripada kehidupan spiritual ini. Dengan pengetahuan ini seseorang dapat mengerti ada obyek Tertinggi (Paramatma). Beliau adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,  Sri Krishna sendiri.


Karena itulah seorang vaishnava tidak ingin mengejar pengetahuan materiil ini. Mereka hanya selalu berfikir bagaimana mereka datang dan selalu berlindung pada kaki Padma Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna. Entah bagaimana caranya dia akan berusaha untuk mendapatkan, mencari pengetahuan ini yaitu tentang dirinya dan tentang Tuhan Yang Maha Esa. Bhagavan Sri Krishna berada diluar tenaga yang mengkhayalkan. Dan bagi mereka yang tidak berlindung kepada kaki padma Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, mereka pasti dicengkeram oleh tenaga yang menghayalkan. Dan tenaga yang mengkhayalkan ini disebut dengan maya. Tanpa kita datang dan berlindung kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, pasti kita akan selamanya dicengkeram dan dipengaruhi oleh tenaga yang menghayalkan maya. Dan selama kita berada dalam cengkeraman maya, kita tidak akan dapat mengerti tentang Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana caranya kita keluar dari cengkeraman maya ini?

Bhagavan Sri Krishna menyatakan di dalam Bhagavad-gita (sloka ??). Maya-sakti, tenaga yang mengkhayalkan (maya) dari Tuhan ini sangat kuat dan sangat hebat. Dan ini adalah bukti dari kehebatan Tuhan itu sendiri. Kita tidak akan mampu mengatasi kekuatan maya ini dengan kekuatan kita sendiri. Tetapi bagi mereka yang telah berlindung pada kaki padma Sri Krishna, mereka dapat dengan mudah mengatasi maya ini.

 Bhagavan Sri Krishna dan sang jiva semestinya berada diluar pengaruh dari kendali sang waktu. Tetapi ketika sang jiva mempersamakan dirinya dengan badan, saat itulah ia dipengaruhi oleh kendali sang waktu. Karena itu hendaknya kita selalu memuji atau menyanyikan nama suci Sri Krishna. Maka dengan cara seperti itu kita akan mendapatkan kembali ingatan kita. Sang Jiva telah melupakan Krishna sejak jaman yang sangat purba. Karena itulah sang jiva mendapatkan banyak sekali penderitaan dan kecemasan. Ketika sang jiva mengingat kembali Sri Krishna, ketika itulah dia akan dapat mengakhiri penderitaannya. Ketika sang jiva masih melupakan Krishna, maka dia pun tak akan dapat berbicara apapun tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Hanya mereka yang sudah mengerti tentang identitas dirinya mampu berbicara tentang Tuhan Sri Krishna. Mereka dapat berbicara tentang Nama, Bentuk, Lila, dan Kualitas dari Sri Krishna. Karena itulah roh-roh yang terikat tidak mampu mengucapkan nama suci. Agar sang jiva mampu mengucapkan nama suci maka dia harus keluar dari badannya yang terikat. Dan itu hanya dimungkinkan melalui pergaulannya dengan para sadhu. Atas karunia dari penyembah murni, sadhu, guru mereka akan dapat mengucapkan nama suci.

Ketika seseorang mampu mengucapkan nama suci mereka akan terbebas dari tenaga yang menghayalkan maya. Hanya dengan mengucapkan nama suci seseorang mampu mengerti Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna.     


(bersambung)      



0 comments:

Post a Comment